Intisari ajaran islam adalah apa yang termaktub dalam Alquran .
sedangkan hadist atau sunnah Rasulullah yang merupakan penjelasan dari
apa-apa yang dimaksudkan oleh Alqur’an.
Diantara materi pelajaran yang esensi yang diajarkan oleh mereka
sebagaimana yang telah dilakukan oleh nabi Muhammad Saw, yaitu:
1. Pendidikan tauhid atau keimanan
2. Pendidikan ibadah
3. Pendidikan akhlak, seperti adab masuk rumah orang
4. Pendidikan kesehatan (jasmani)
5. Pendidikan syariah yang berhubungan dengan masyarakat
Yaitu:
a. Hal yang berhubungan dengan rumah tangga
b. Hal yang berhubungan dengan manusia
c. Hal yang berhubungan dengan hukum pidana, seperti Qishash, ta’zir
d. Hal yang berhubungan dengan ekonomi dan pemerintahan
1. Mengajarkan Alqur’an
Untuk memudahkan pengajaran Alqur’an bagi kaum muslimin yang tidak
berbahasa arab, maka guru
Alqur’an telah mengusahakan antara lain:
1) Mengembangkan cara membaca
Alqur’an dengan baik
2) Meneliti cara pembacaan Alqur’an yang telah berkembang pada msa itu
3) Memberikan tanda-tanda baca dalam tulisan mushaf sehingga menjadi
mudah dibaca dengan benar
4) Memberikan penjelasan tentang maksud dan pengertian yang dikandung
oleh ayat-ayat Alquran yang diajarkan yang kemudian berkembang menjadi
ilmu tafsir
LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM, PENDIDIK DAN PSERTA DIDIK PADA MASA AL
KHULAFAUR RASYIDIN DAN BANI UMAYYAH
1. Latar Historis
Suatu peristiwa penting dalam sejarah pendidikan islam dimasa setelah
nabi Muhammad Saw wafat adalah peristiwa pemberontakan dari orang-orang
murtad yang enggan membayar
zakat. Serta timbulnya nabi-nabi palsu pada awal kekhalifahan Abu bakar.
Para pemberontak tersebut adalah dari kalangan orang-orang baru masuk
islam yang belum mantap keislamannya. Mereka masih perlu mendapatkan
bimbingan lebih lanjut dalam melaksanakam ajaran –ajaran islam
2. Pusat-pusat Pendidikan Islam
Diantara pusat-pusat pendidikan yang berdiri pada masa Khulafaur
Rasyidin dan Bani Umayyah:
a. Masjid
b. Kuttab
c. Majlis
d. Madrasah
1) Madrasah Mekkah
Guru pertama yang mengajar di mekkah ialah Muadz bin Jabal. Ia
mengajarkan Alquran serta hukum-hukum halal dan haram pada masa khlifah
Abdul Malik
2) Madrasah Madinah
Madrasah madinah ini lebih termashur, karena disanalah tempat khalifah
Abu bakar , Umar bin Khattab dan Ustman bin Affan. Dan disana pula
banyak tinggal sahabat-sahabat nabi Muhammad Sw. Diantaranya sahabat
yang mengajar di madrasah madinah ini adalah Umar bin Khattab, Ali bin
Abi thalib, Zaaid bin Tsabit dan Abdullah
bin Umar.
3) Madrasah Basrah
Sahabat yang terkenal di Basrah adalah Abu Musa Al Asy ari dan Anas bin
Malik. Abu Musa terkenal sebagai ahli fiqih, hadist dan Alqur’an.
Sedangkan Anas bin Malik termasyur dalam ilmu hadist. Diantara guru
madrasah Basrah yang terkenal Hasan Al basyri dan Ibnu Sirin. Hasan
Basryi terkenal sebagai seorang ahli fiqih, ahli pidato dan kisah dan ahli pikir dan ahli tasawuf. Ia
dianggap sebagai perintis madzhab ahli sunnah dalam lapangan ilmu kalam
4) Madrasah Kuffah
Sahabat yang tinggal di Kuffah ialah Ali bin Abi Thalib dan Abdullah bin
Mashud. Ali bin Abi Thalib mengurus masalah politik dan urusan
pemerintahan sedangkan Abdullah bin Mashud sebagai guru agama. Ibnu
Mashud adalah utusan resmi khalifah Umar untuk menjadi guru agama di
kuffah
5) Madrasah Damsyik (syam)
Setelah negeri syam menjadi sebagian negara islam dan penduduknya banyak
memeluk agama islam, maka Umar bin Khattab mengirimkan 3 orang guru
agama ke negeri itu, yaitu Mu’adz bin Jabal, Ubadah dan Abu Al darda.
Ketiga guru itu mendirikan madrasah di syam. Mereka mengajarkan Alqur’an
dan ilmu agama di negeri syam pada tiga tempat. Yaitu, Abu Darda di
Damsyik, Mu’adz bin Jabal di Palestina dan Ubadah di Hinis.
6) Madrasah Fustat (mesir)
Dalam praktek pendidikan pengajaran agama pada awal masa pertumbuhan ,
ulama-ulama sahabat tersebar keseluruh kota-kota di negeri islam yang
terus bertambah luas. Mereka adalah pendiri-pendiri madrasah pada
tiap-tiap kota itu. Mereka pun mempunyai keahlian ilmiah yang
berbeda-beda dan kepribadian yang berlainan.
Yang termasyur diantara mereka adalah:
1. Abdullah bin Umar di Madinnah
2. Abdullah bin Mas’ud di Kuffah
3. Abdullah bin Abbas di Mekkah
4. Abdullah bin Amr bin Al Ash di Mesir
Empat orang Abdullah ini besar sekali jasanya dalam mengajarkan
ilmu-ilmu agama kepada murid-muridnya.
Para sahabat nabi tidak menghafal semua perkataan nabi Muhammad dan
tidak melihat semua perbuatannya,. Setengah dari mereka pun tidak
menghafal semua hadist nabi. Akibatnya hadist-hadist yang diajarkan oleh
ulama di Madinah, misalnya kadang-kadangg tidak dikenal oleh ulama di
Kuffah. Hadist-hadist yang telah diajarkan oleh guru-guru di mekkah,
kadang-kadang tidak dikenal oleh guru di Mesir. Oleh karena itu,
pelajar-pelajar tidak mencukupkan belajar pada seorang ulama di negeri
tempat tinggalnya melainkan mereka melawat kekota yang lain untuk
melanjutkan ilmunya. Pelajar-pelajar mesir melawat ke Madinah, pelajar
madinah melawat ke kuffah, pelajar Kuffah melawat ke Syam. Melawat kian
kemari dan begitulah seterusnya. Dengan demikian dunia ilmu pengetahuan tersebar keseluruh
kota-kota di negeri islam.
PERKEMBANGAN PEMIKIRAN DAN PERADABAN YANG MENGIRINGI PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN ISLAM PADA AWAL KHULAFAUR RASYIDIN DAN BANI UMAYYAH
1. Perkembangan Pola Ijtihad
Secara umum, Rasulullah sudah memberikan pedoman dan pembelajaran tentang bagaimana cara memberikan
keputusan hukum terhadap masalah-masalah baru yang berkembang dalam
kehidupan masyarakat. Dalam hal ini ada hadist nabi Saw yang mashur yang
menjadi dasar bahwa Rasulullah telah mengajarkan cara mengambil
keputusan, yaitu hadist yang berisi tentang dialog Raulullah dengan
Muadz bin Jabal ketika diutus Rasulullah ke Yaman untuk menyebarkan
ajaran islam dan menjadi pemimpin disana
Petunjuk nabi Muhammad Saw dalam memberikan keputusan hukum tersebut
adalah pertama-tama hendaknya dicari ketetapan hukumnya dalam Alqur’an,
jika tidak terdapat hendaknya dicari dalam Sunnah atau hadist, dan jika
tidak pula terdapat , maka gunakanlah akal pikiran (ijtihad) untuk
memberikan ketentuan hukum.
a. Pola ahlu-al-hadist
b. Pola ahlal-ra’yu
2. Perkembangan Pola Pemikiran Islam
a. Pola pemikiran yang bersifat skolastik
b. Pola pemikiran yang bersifat rasional
c. Pola pemikiran yang bersifat bathiniyah dan intuitif
3. Penyempurnaan penulisan Alqur’an
4. Penulisan Hadist
5. Perkembangan ilmu dan sastra
6. Perkembangan ilmu pengetahuan
0 komentar:
Posting Komentar